Breaking News
Loading...
Sunday, March 16, 2014

Kuliner Cianjur

5:19 AM

Seblak Basah Pedas.


seblak basah ini merupakan makanan yang sedang booming di Cianjur pkonya wajib dateng kalo maen ke Cianjur, Seblak merupakan makanan berbahan dasar kerupuk yang direbus kemudian di masak dengan bumbu rempah khusus dicampur dengan cabai sehingga mencipatakan kolaborasi rasa antara sedapnya bumbu rempah-rempah dan cabai. dan seblak yang paling enak ini adalah Terror Seblak yang berlokasi di jl. pangeran hidayatullah joglo, jl. pasir gede raya depan kampus unsur dan di jl. siliwangi depan masjid agung Cianjur, pkonya di jamin ga nyesel nyobain ini selain rasanya enak harganya juga murah di bandrol dari harga Rp. 5000-Rp8000. 


Manisan Cianjur




Salah satu oleh-oleh khas yang cukup digemari oleh masyarakat luar Cianjur yang sering datang ataupun singgah di kota Cianjur adalah MANISAN. Oleh-oleh Manisan ini terbuat dari buah-buahan mentah atau sayuran yang diawetkan dengan menggunakan bahan pemanis berupa gula pasir dan bahan pewarna agar tampak lebih menarik dan menjadi awet.
Berbagai buah-buahan yang dijadikan manisan diantaranya adalah buah salak, mangga, cerme, kedondong, pala dan masih banyak lagi.

Penjual manisan dapat ditemukan disepanjang jalan antara Cipanas dan Cianjur, dan biasanya para pelancong yang datang ke Cianjur biasa membeli di sepanjang jalan DR Muwardi arah Cianjur menujuBandung.

Tauco cianjur


Satu lagi yang menjadi Khas Cianjur yakni Tauco Cianjur. Tauco yang bahannya dari kacang kedele dapat di jadikan makanan variatif seperti geco (toge+tauco), sambal, tauco atau pecel tauco. Mudah didapat di kota Cianjur dan dijadikan oleh-oleh bagi masyarakat luar kota Cianjur yang singgah di Cianjur.

Produksi tauco Cianjur kini semakin menyusut, seiring dengan berkurangnya jumlah pengusaha yang menggeluti usaha pembuatan makanan khas Cianjur ini. Beberapa tahun terakhir ini, produksi tauco Cianjur yang sempat mengalami masa kejayaan dengan go international turun drastis. Banyak pengusaha tauco yang gulung tikar atau pindah ke usaha lain. Alasan mereka, kurang bisa bersaing dengan makanan impor yang masuk ke kota santri ini. Alasan ini semakin kuat ketika sudah dibukanya jalur Tol Cipularang yang diyakini telah menurunkan omset penjualan para pengusaha tauco ini.
Memang banyak pengusaha yang bangkrut. Tapi bukan karena hal-hal tertentu, melainkan karena faktormental yang belum teruji. Sehingga mereka memilih usaha lain, karena memandang usaha tauco tidak menjanjikan.
Dikutip dari Gatra 03/10/2002, Wiri Jati Tasma (70), salah seorang pengusaha tauco di Cianjur yang masih bertahan mengaku, ia memilih bertahan memproduksi tauco, sebab ingin mempertahankan tauco apa adanya, agar ciri khasnya tidak hilang. Karena itu, meski ditawari kredit oleh bank, Wiri menolaknya.
Ia mengaku sebagai generasi ketiga dari pembuat tauco pertama (“Cap Meong”) di Cianjur yang dilakukan secara turun temurun sejak tahun 1880. Waktu itu, kakeknya bernama Tan Ken Yan, pertama kalinya mencetuskan ide membuat tauco. Wiri mengungkapkan, banyak pengusaha sejenis yang tidak tahan menghadapi persaingan usaha, sehingga mengalami kebangkrutan.

Ikan Bakar Cianjur




Nasi liwetnya gurih pulen, mengepul hangat. Gurame bakarnya harum menggoda dan sambal terasi plus lalapan segarpun sangat menantang. Jadilah kami menyantap dengan tangan sampai butiran nasi terakhir. Alunan seruling plus lagu-lagu Pasundan menjadi pelengkap yang nikmat habis!
Usai mengelilingi kota Cianjur yang tak berapa besar kami merasa lapar. Tentu saja target yang kami cari adalah Ikan Bakar. Seolah dendam kesumat karena beberapa kali kami selalu kecewa saat mampir ke resto Ikan Bakar di Jln. Setiabudi Bandung, selalu saja kehabisan nasi liwet. Ya, nasi liwet yang dimasak dalam kendil aluminium itu memang yang sedang kami rindukan
Kamipun menemukan resto yang bernama ‘Ikan Bakar Cianjur’ di Jln. Muwardi. Tidak terlalu besar, bahkan dari jalan raya terlihat sangat sederhana. Berhubung hari itu hari Jum’at maka menjelang jam makan siang resto masih belum terlalu ramai. Resto yang ditata dengan meja kayu dan bangku kayu sederhana sudah cukup lama ada di Cianjur. Apakah resto ini cabang dari resto yang bernama sama di Bandung dan di sekitarnya bahkan sampai di daerah Jawa Tengah? Wah, kami tidak terlalu ambil pusing karena sudah terbayang nasi liwet plus teri nasi yang hangat mengepul!
Karena kami sudah kepincut dengan nasi liwet dan ikan bakar kamipun memutuskan untuk memesan ikan gurame bakar. Walaupun menu disana ternyata tak hanya ikan bakar, melainkan juga ada beragam pilihan seperti ikan nila, patin, ayam hingga pepes ikan mas. Sebagai pelengkap gurame, kami memesan seporsi pencok kacang panjang, karedok dan tak ketinggalan lalapan dan sambal terasi tentunya.
Sambil menunggu makanan, kamipun berkeliling ke bagian belakang resto. Ternyata, di bagian belakang terdapat beberapa saun untuk makan lesehan. Hanya sayang kondisinya kurang terawat baik sehingga terlihat kurang bersih dan nyaman. Ada beberapa pengunjung yang memilih saung ini. Kembali ke meja kami mendapati nasi liwet sudah tersaji di meja. Ciri khas nasi liwet Cianjur ini, memakai beras yang pulen, dimasak di dalam kendil atau periuk aluminium. Masih hangat mengepul. Bagian atasnya ditutup sehelai daun pisang berisi teri Medan yang ditumis dengan irisan cabai merah dan daun bawang. Wah, saat diaduk aroma gurih harumpun menusuk-nusuk hidung!
Ikan gurame bakar yang masih mendesis panas pun, disajikan di atas piring oval. Sebenarnya ikan gurame ini bumbunya sederhana (bawang putih, garam, merica dan sedikit kecap manis), tetapi karena ikannya segar (hidup) sehingga sangat menggoda. Saat kami menyuapkan nasi liwet plus ikan gurame bakar ini rasanya memang dahsyat. Gurih, pedas dengan semburat manis, semuanya menari-nari dalam mulut. Apalagi saat dicocol dengan sambal terasi. Ikan guramenya memang terasa segar, tanpa jejak aroma anyir, juga tak ada jejak aroma tanah (yang biasanya ada di ikan air tawar). Nasi liwetnya pulen, gurih dan sangat serasi saat diaduk dengan ikan teri Medan yang gurih juga.
Asyik dengan ikan bakar, hampir saja membuat kami lupa akan hidangan lainnya yaitu seporsi pencok kacang dan karedok. Pencok kacang ini terdiri dari kacang panjang yang dipotong-potong dengan bumbu kencur, cabai merah, bawang putih, cabai rawit, serta gula dan ditaburi daun kemangi. “Wah pencok kacangnya pedas banget,” ujar salah seorang teman saya sambil terengah-engah kepedasan. Kacang penajang segar dalam pencok ini sedikit dimemarkan hingga bumbunya menyatu dalam kacang panjang. Pantas saja rasanya pedas menggigit! Karedok yang disajikan memang terlihat sangat segar. Irisan kol, kacang panjang segar, tauge, irisan terung terlihat rata terlumuri bumbu kacangnya. Aroma kencur dan bawang putihnya sangat tajam. Rasanya juga tak mengecewakan, tak terlalu peds, sedikit manis dan rasa kencur dan bawang putihnya sangat dominan.
Tak terasa suapan demi suapan yang nikmat membuat hampir semua sajian habis. Kenikmatan ini makin terasa dengan alunan musik Pasundan yang mengiringinya. Apalagi saat membayar, ternyata tak sampai Rp.100.000,00 untuk semua pesanan kami, lengkap dengan minuman jus jeruk dan es teh manis. Benar-benar nikmat habis!
Untuk seporsi pencok kacang dan karedok hanya dihargai Rp 5000,00. Seporsi nasi liwet Rp 20.000,00 dan ikan gurame bakar harganya tergantung pada berat ikan. Nah, kapan-kapan jika Anda melintasi kota Cianjur dan perut lapar, sebaiknya mampir ke restoran ini. Raos pisan ueyyy!!
Ikan Bakar Cianjur
Jl. Dr Muwardi No.143, Cianjur
Telp: 0263-263392 ( dev / Odi )

Makanan Geco nusasari pak iding



Ini kuliner wajib jika anda mengunjungi Cianjur, namanya geco singkatan dari Tauge dan tauco sebuah nama makanan yang sunda banget, seperti kebanyakan makanan khas sunda yang menyingkat nama bahan penyusunnya, seperti Batagor yang artinya Baso-Tahu-goreng. Geco Nusasari Pa’Iding adalah satu-satunya pedagang yang menjajakan panganan tradisional khas Cianjur ini. Pak Iding memulai usaha ini sejak tahun 2001, sebenarnya ia hanya melanjutkan usaha turun-temurun ayahnya yang telah mulai berjualan sejak tahun 1948. Namun, awalnya geco ini dijajakan berkeliling. Di Cianjur Geco populer pada dekade ‘70 hingga ‘80an.
Makanan yang berbahan dasar toge dan tauco ini dibuat oleh Bapak Abdurahman (Pelanggan lebih mengenalnya dengan nama pak bendol) pada tahun 1948, saat itu namanya masih Goclang bahan utamanya toge dan kacang dan pernah jadi primadona pada masanya. Namun sejak usaha Goclang tersebut dilanjutkan oleh Iding yang merupakan anak dari Bapak Bendol , nama dan kemasannya berubah menjadi Geco seperti yang kita kenal pada saat ini. Alhasil rasa tauco yang khaspun mendominasi, banyak wisatawan lokal yang menjadikan Geco sebagai makanan favorit ketika berkunjung ke kota Cianjur, diantaranya wisatawan domestik dari kota Jakarta, Bandung, Bogor bahkan Kalimantan pernah menyicipi makanan Geco generasi kedua ini. Bahkan menurut pengakuan pak iding, Pak Bondan Winarno pernah mampir untuk menikmati Geco buatannya.
“Kebanyakan pelanggan yang datang adalah orang dewasa, generasi muda tak begitu mengenal makanan khas Cianjur ini” tutur pa iding.
Sepiring Geco terdiri dari irisan ketupat, rebusan tauge, mie sagu, dengan siraman bumbu tauco ditumis bersama tomat, daun bawang, cabai, udang, dan kacang. Ditambah lagi dengan cuka lahang yang diperoleh dari nira aren ataupun kelapa. Diatasnya diberi topping irisan kentang goreng, tahu goreng dan telur rebus. Rasa manis, asam yang lembut, segar dan gurih menjadi paduan yang pekat dilidah.
Bagaimana? Anda tertarik mencicipi kuliner langka nan istimewa ini? Pak Iding menjajakannya di Jl. Siti Jenab No. 24 Cianjur tak jauh dari Mesjid Agung Cianjur, dimulai pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB. Anda dapat menikmatinya hanya dengan harga Rp 6.000 – Rp 8.000 saja. Murah Bukan??


0 comments:

Post a Comment

 
Toggle Footer